Langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk mengurangi
risiko pancaran radiasi perangkat elektronik ke anak-anak:
Satu, minimalkan penggunaan smartphone. Sebaiknya smartphone dimatikan menjelang tidur. Peletakannya pun jangan sampai dekat dengan badan dan kepala.
Pada hari biasa, ketika sedang melakukan pekerjaan lain, smartphone hendaknya dimatikan.
Intinya, gunakan perangkat elektronik sesuai kebutuhan. Hal ini berlaku bagi
siapapun, orang dewasa maupun anak-anak.
Dua,
gunakan earphone saat menelpon. Hal ini
memungkinkan jarak smartphone
berjauhan dengan pengguna.
Tiga, jangan berikan akses
anak-anak ke perangkat elektronik sama sekali. Anak-anak yang dimaksud berada
pada kisaran usia nol hingga enam tahun.
Selanjutnya, perangkat elektronik bisa diperkenalkan pelan-pelan. Tapi orang
tua harus membatasi durasi dan intensitas pemakaiannya.
Empat,
jangan gunakan smartphone pada area-area susah
sinyal. Dengan jaringan yang lemah, akan lebih banyak energi yang dihabiskan smartphone untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik sehingga pancaran radiasi akan semakin besar.
Alhasil, akan lebih banyak radiasi yang masuk ke tubuh dan membahayakan
kesehatan.
Terakhir Lima, jangan letakkan smartphone di kantong baju. Hal ini
kerap menjadi kebiasaan. Alih-alih meletakkan di tas, kita malah memilih
mengantungi smartphone di saku baju yang
letaknya berdekatan dengan dada.
"Itu sama saja dengan mencari masalah untuk jantung Anda,"
Ia melanjutkan "Keduanya sebenarnya sama saja. Jika khalayak memahami
bahwa gelombang radiasi dua arah terus-menerus masuk ke otak dan organ
reproduksi, mereka akan berpikir beda tentang
"Itu sama saja dengan mencari masalah untuk jantung Anda,"
Tambahan, Beberapa kiat di atas tak terbatas pada smartphone. Perangkat-perangkat lain yang juga memancarkan signal radio seperti router Wi-Fi perlu pula dibatasi. Terutama untuk anak-anak, Wi-Fi hendaknya diletakkan jauh dari jangkauan mereka.
Diketahui, radiasi elektromagnetik memancar dari antena smartphone, tablet, Wi-Fi, dan perangkat
elektronik lainnya. Studi gabungan selama ini mengemukakan bahwa radiasi smartphone memicu pertumbuhan
kanker.
Informasi itu tersebar luas pada 2011 silam, tepatnya ketika Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan resmi yang membenarkan
studi-studi tersebut. Pernyataan WHO didasarkan pada hasil kajian tim peneliti
khusus dari 14 negara berbeda.
Salah satu peneliti paling dihormati, Devra Davis, mengatakan bahwa industri teknologi berupaya keras menutupi bahaya radiasi dari produk yang mereka pasarkan.
Berikut Pemaparannya : "Smartphone sebenarnya menggunakan transmisi radio microwave dua arah (two-way microwave radio). Industri selama ini sukses menggunakan frasa lain, yakni energi frekuensi radio (radiofrequency energy), karena terdengar lebih aman,".smartphone dan perangkat elektronik lainnya,". Selain kanker, paparan radiasi dari perangkat elektronik bisa memengaruhi sistem reproduksi manusia. Risiko lainnya juga mencakup kehilangan memori dan ketidakmampuan belajar.
Salah satu peneliti paling dihormati, Devra Davis, mengatakan bahwa industri teknologi berupaya keras menutupi bahaya radiasi dari produk yang mereka pasarkan.
Berikut Pemaparannya : "Smartphone sebenarnya menggunakan transmisi radio microwave dua arah (two-way microwave radio). Industri selama ini sukses menggunakan frasa lain, yakni energi frekuensi radio (radiofrequency energy), karena terdengar lebih aman,".smartphone dan perangkat elektronik lainnya,". Selain kanker, paparan radiasi dari perangkat elektronik bisa memengaruhi sistem reproduksi manusia. Risiko lainnya juga mencakup kehilangan memori dan ketidakmampuan belajar.
Semoga Bermanfaat.