Soal Maut



Sebagaimana kita maklum, Allah jadikan makhluk yang bernyawa ada batasnya. Hidup itu ada batasnya, ialah yang dinamakan “ajal”. 

Seperti firman Allah di dalam Al-Qur’an:
Apabila telah datang ajal mereka, tidak dapat dimundurkan sesaatpun, dan tidak dapat dimajukan
Al-A'raf / Makiah (7:34)

Macam-macam pula yang menjadi sebab yang akan mendatangkan kematian manusia yang pada umumnya disebabkan Karena penyakit, akan tetapi di jaman sekarang  banyak sekali yang mendatangkan sebab kematian diantaranya sebab tabrakan kendaraan, sebab terkena setrum, pembunuhan, bencana alam, sebab peperangan dan banyak sebab lain lagi.
Maka sudah menjadi peraturan / hukum Allah, Ia menjadikan sesuatu dengan ada sebab. Misalnya, dia akan menjadikan keturunan manusia disebabkan dengan perkawinan seorang lelaki dengan seorang perempuan. Begitu seterusnya hukum Allah berlaku sampai hari penutupan dunia, yaitu kiamat.

Dalam AL-Qur’an 
Dan tidak engkau dapati peraturan Allah itu yang berubah-ubah.
Al-Ahzab / Madinah (33:62)


Firman Allah yang lainnya :
Katakanlah: Jika sekiranya berada dirumah kamu orang yang ditakdirkan akan mati terbunuh, niscaya keluarlah juga orang itu ke tempat mereka yang telah ditentukan. 
Ali Imran / Madinah (3:154)


Keterangan Allah seperti ini tejadi, seperti pernah diceritakan Peristiwa di Zaman Nabi Sulaiman a.s.

Suatu ketika Nabi Sulaiman a.s sedang duduk berkumpul Bersama jamaahnya sedang memberi pelajaran agama. Maka disaat itu dating seorang amu yang tidak dikenal, yang matanya tidak lepas memandang kepada salah seorang yang hadir. Semua yang hadir menyaksikan. Kemudian setelah sang tamu bercakap-cakap sebentar lalu keluar menghilang, maka pemuda yang dipandang oleh sang tamu disaat itu timbul rasa gelisah, minta diantar pulang, sedangkan rumah orang itu jauh sekali, yaitu di negeri Cina.

Kemudian Nabi Sulaiman a.s mengantarkan pemuda itu dengan menggunakan permadani yang dibawa oleh angin.

Setelah pemuda itu diantar pulang, lalu Nabi Sulaiman a.s menerangkan sebagai berikut :
“sebenarnya tamu yang dating itu adalah malaikatul-maut. Siapa sangka dia dating merupakan dirinya seperti manusia. Dia bercakap-cakap padauk, menurut catatannya bahwa pemuda itu harus mati di negeri Cina, tapi orangnya masih berada disini. Jadi malaikat itu meminta bantuan ku supaya mengantarkan cepa-cepat ke negerinya.
Demikian permintaan dan tugas malaikat itu, maka seketika sampai ke negerinya, ia terjatuh dari atas permadani, disaat itu malaikat maut mengambil nyawanya.

Ada lagi Cerita lainnya yang masih berhubungan Soal Maut tidak terelakkan.

Perjanjian Di Samarra - Bisakah Lari dari Takdir/ Kematian?

Kematian berbicara: 
Ada seorang pedagang di Baghdad yang mengirim pelayannya ke pasar untuk membeli persediaan. dalam beberapa saat sang pelayanpun kembali, wajahnya putih pucat dan badanya gemetar, lalu ia berkata.

"Tuanku, sejujurnya ketika aku masih berada di pasar aku didorong oleh seorang wanita di kerumunan, dan ketika aku berbalik, aku melihat kematian, kematianlah yang mendorongku. Dia menatapku dan menggertakku. Jadi sekarang wahai tuanku, pinjamkanlah kudamu kepadaku, aku akan lari dari kota ini untuk menghindari takdirku. Aku akan pergi ke Samarra , disanalah Kematian tak akan menemukanku."

Pedagang itu meminjamkan kudanya untuk pelayannya, secepat mungkin sang pelayan menaruh pelana di punggung lalu ia hentakkan pacu secepat mungkin, secepat derapan lari kuda ia pergi.

Lalu pergilah pedagang itu menemuiku di pasar, dia melihatku berdiri di keramaian, lalu mendekat dan bertanya.

"Mengapa kau menggertak pelayanku ketika kau melihatnya tadi pagi?"

"Itu bukan gertakan." kataku.

"Aku hanya terkejut dan heran bertemu dengannya disini, karena sesungguhnya aku memiliki janji dengannya untuk bertemu di Samarra malam nanti."



The Appointment in Samarra
Sherlock Season 4 Eps 1 The Six Thatchers
 

Semoga Bermanfaat.