Waktu itu, di dunia peri, terjadi perang sengit antara penyihir Glawise atau penyihir jahat dari utara melawan Ratu Melia, ratu pemimpin dunia peri. Mereka berdua memperebutkan bunga Anyelir Pusaka. Diduga, bunga itu memiliki kekuatan peri yang sama dengan kekuatan dewa.
“Kau tak akan mendapatkan bunga itu! Karena kau menggunakan Anyelir Pusaka hanya untuk melakukan perbuatan jahat mu!” tantang Melia.
“Omong kosong !!” bantah Glawise
Lalu, Glawise memecahkan kotak kaca yang di dalam nya terdapat bunga Anyelir Pusaka dengan kekuatan sinarnya. Dengan sigap, ia mengambil bunga itu.
“Apa katamu, hah? Aku taK mendapatkan ini? omong kosong!” kata Glawise sombong.
Melia merasa penyihir jahat itu telah merebut benda pusaka tanpa seizin nya.
“Aku akan mengambil bunga itu darimu!!!” teriak Melia menggunakan kekuatan angin yang sangat dasyat. Ia mengibas-ngibas sayapnya yang besar ke arah Glawise. Tapi, Glawise sudah menghilang.
“Huh, aku tak kan menyerah mendapatkanmu, Anyelir Pusaka” runtuknya dalam hati
Saat di kerajaan penyihir Glawise, Glawise menaruh Anyelir Pusaka itu di kotak kaca tepat di singgasana nya.
“Hahahahaha sebentar lagi, aku akan menjadi yang terkuat di dunia peri! Aku akan merebut Monster Agie untuk menegendalikan dunia peri! Aku akan mengalahkan mu, Melia Adswen” kata Glawise licik.
Saat di perjalanan, Melia cemas. Ia berpikir, bagaimana kalau Glawise merebut Monster Agie yang ganas itu? Lalu menghancurkan dunia peri? Apa dia sudah gila?
“Ratu, anda tidak apa-apa?” tanya pengawal Melia.
“Ya, aku tidak apa-apa. Oh, kau tanyakan pada pengawal yang menyamar menjadi pengawal Glawise, apa dia sudah pergi dari istananya?” kata Melia.
“Saya tadi sebelum kita berangkat, saya bertanya kepada nya, ternyata Glawise sedang ke luar istana, yaitu ke tambang berlian bunga.” kata pengawal sopan.
“Baiklah, ayo, cepat kesana. Atau kita terlambat!” kata Melia memerintah.
Di tambang berlian bunga, Glawise menemukan berlian bunga biru untuk untuk mengendalikan Monster Agie.
“Untuk mengendalikan Agie, aku butuh ini” kata Glawise mengambil berlian itu.
“Nyonya, apakah anda tidak salah, bukannya berlian bunga kuning? Sesuai dengan kekuatan nyonya?” kata pengawal Glawise memberi saran.
“Kau jangan meremehkanku, aku bisa mengendalikan semua” kata Glawise lantang.
“Tapi..- ” ucapan pengawal Glawise dipotong
“Sudah kubilang jangan meremehkan ku!! Ayo, kita kembali, aku merasakan hawa aneh dari istana” kata Glawise marah lalu berjalan keras.
Pengawal hanya menurut.
Saat para orang-orang dari kerajaan Melia ingin mengambil kotak kaca Anyelir itu, tiba-tiba kotak itu menghilang dan terdengar suara tertawa licik.
“Hahahaha, kau mencoba mengambil ini? Tidak mungkin!” kata Glawise.
Lalu, Glawise mengumpulkan kekuatan sinar dan air. Tapi..
“Oh, tidak! Aku lupa memakai kalungnya!” kata Glawise panik.
“Hah, bagaimana Glawise Alifocer, apa kau tidak memakai kalung? Hahaha, aku akan megalahkan mu sekarang!” kata Melia mengeluarkan kekuatan angin yang membentuk angin topan.
“AAAAAAAA!!!” jerit Glawise di dalam topan itu. Seketika, angin dan Glawise menghilang. Hanya tertinggal kotak kaca Anyelir Pusaka.
Melia pun mengambil Anyelir Pusaka itu dan membawa pulang. Peperangan pun usai.
Di kerajaan, Melia menggunakan Anyelir Pusaka untuk kepentingan dirinya dan rakyat. Para rakyat sangat menyukai Melia karena baik hati dan telah menyelamatkan dunia mereka.
Melia tersenyum karena telah mendapatkan Anyelir Pusaka. Semua orang tidak tahu. Sebenarnya, orangtua Melia berada di dalam Ayelir Pusaka. Orangtua Melia melakukan hal itu karena ingin dunia mereka selamat.
Selesai
_________________
Cerpen Karangan oleh: Hargita Saputri Mei Vita
Facebook: Gita Saputri
0 Comments